Konyol, Kita Berimbang

Ada yg begitu konyol, eh.. samma siih 😁malah aku lebih konyol, jatuh dari papan jungkat-jungkit.. 😐 masih memar bahkan stlh 3 hari berlalu, nih paha kiri lebam membiru, pundak kanan juga rasa tebel, empuk-empuk sakit gitu.. πŸ˜…

Seperti yg pernah kujabarkan dlm sehelay sticky Note, dia tampak hebat, tampak mantap dlm forum untuk umat. Namun sungguh berkebalikan saat berbicara urusan pribadi. Iiihhh.. agaknya manja-manja kucing gitu kali ya, tapi kadang kucingnya seperti kucing besar si raja hutan itu.. nyeremiii kalo mulai kumat manja2nya, pake anceman soalnyaπŸ”ͺπŸ”ͺπŸ”ͺ


Padanya aku lbh suka saat kita bicarain tentang umat saja deh, lebih terlihat elegan dan normal kamunya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

"Sepertinya utk sampai pada yg sekang ini, butuh waktu lama juga ya, baru akhirnya bisa buat kk jadi mau 'melihatku'. Kak, berarti Aku sekarang udh AMAN ya kak!!" Ocehnya diboncenganku menuju pulang.
"Belum, dan sekarang semakin membahayakan!" Jawabku ringkas dan tawa kamipun pecah.

Apa yg ia pikirkan tentang AMAN dan TIDAK AMAN ya? 
Sederhananya,
A :Asal bersama
M: main itu rasa seutuhnya, sehingga
A: antara kita dan orang2 tak menyisakan curiga
N: nyaman saja rasanya

Nah itu..
Aman bagiku, saat ukhuwah kita tak memberi kepedihan, namun memberi kesembuhan, memotivasi, menginspirasi. Padamu aku bagitu, kau sosok muda yg punya nilai hebat, punya kemampuan public speaking yg memukau, mampu menulis dgn bahasa yg tdk biasa-indah sekali, dan kemampuanmu berdekatan dgn Qur'an ini yg paling wow, aku iri ya Rabb.


Masuk ke duniamu? 
Tak pernah  terpikirkan hal itu, namun belakangan sisi keluargamu terlihat menarik, Papahmu yg kereeeen masyaAllah banget, menjaga sejarah budaya leluhur dengan punya komunitas dan menuliskannya hingga kau tunjukkan buku tentang Adat Melayu, silsilah raja dan turunannya, Ayahmu juga berkontribusi punya tulisan semisalnya ttg budaya Melayu ujarmu ketika itu.. 😱😍, Mamakmu yg supeeeer baik, pengertian, dan terlihat friendly, Kakak kandungmu yg hijrah kaffah, lalu ditemukan dan menemukan separuh diennya kemudian di bawa ke Turki waaah masyaAllah, kisah hijrah selalu mampu membuatku terpukau. Dan belum lagi adik-adikmu.. bagaimana mereka ya? Rasanya mendadak begitu memesona kehidupan keluargamu.🌹🌹🌹

Bagiku tetap sama, "Mencintai sesuatu yg dicintai tercinta adalah bagian dari mencintai tercinta" setidaknya padamu aku belajar menghargai setiap apa2 yg menjadi nafas hidupmu, family 😊. Menghargai apa-apa yg jadi putusanmu, warna kesukaanmu, hobimu, anime-mu, tentang Jepang, kuntum mawarmu, handshok bentuk pita-pita atau bentuk cincin tali BHπŸ˜‚, sejujurnya itu terlihat begitu mentel, gak cocok dengan karakter yg ingin kau tonjolkan, karakter cool ala-ala itu, tampilan sok macho padahal gemulai.. cemanalah itu 😹

Aku tidak berharap sama, utk caramu menyikapi makna cinta di atas, tentu tiap org berbeda cara meresapinya, utamanya jiwamu, begitu wanita, eh.. lbh tepatnya begitu cewek sekali.

Sekalipun pengekangan hanya akan membuat kita terjaraki, menghadirkan kepalsuan belaka, hingga yg tersisa hanya diam dalam bungkam, sebab tau jika diungkap akan ada hati yg mengerut, terluka barangkali. 

Dan aku ingin menunjukkan padamu bahwa bersamanya kita namun tetap membebaskan jiwamu, tidak memenjarakanmu, ukhuwah kita tidak sesempit itu, persaudaraan kita tidak sepicik itu. Berlapang-lapanglah dalam majelis. Ya sebut saja ini majelis Ukhuwah.

Bahwa pengekangan hanya akan menghasilkan ketertipuan, aku tidak bermaksud begitu, tidak pada dusta, namun kau hanya akan mampu melihat sisi manisnya saja, sisi baiknya saja, sisi indahnya saja, sisanya kau hanya tau semua tentang luka, aku khawtir hanya akan menyisakan lebih dalam lagi perihmu. Jika itu.. sungguh sejak awal kita bersama, sudah selayaknya kita berhenti saja, menjauh saja, terjedanya komunikasi intes kita. Sebab aku khawatir kesemua hanya akan menyisakan luka padamu, ujarmu siang itu dan utk kesekian kalinya pengulangan ini, "Kakak jangan punya adek lain selain Aku ya, kk gk boleh dekat dengan adek2 lainnya, harus aku diunggulkan atas setiap rasa pada lainnya!  karena Aku gak akan sanggup, Aku sangat pencemburu kak! Awas ya kalo terjadi!"

Lantas aku harus apa? Membuat segala geraku terbatas? Bahkan hanya ngobrol akrab saja kau terluka? Seperti halnya obrolan sepanjang jalan dlm bus bersama Iza? Dan kau menderita.

Mari kita kembali pada contoh terbaik sepanjang masa, kisah sahabat, Amru Bin Ash, yg merasa paling berharga, merasa paling di cintai Rasulnya, Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam.
"Ya Rasul, siapa yg paling engkau cintai?"
"Aisyah" jawab Rasul dengan senyum indahnya.
"Dari kalangan sahabat?" Tanya Amru, sembari berguman dalam hati, Namakulah yg akan disebutkan Rasulullah
"Ayahnya Aisyah (Abu Bakar)" jawab rasul
"Setelah itu ya Rasul?" Tanyanya berharap, barangkali setalah ini namaku yg ia sebut
"Ayahnya Hafsyah (Umar)" jawab rasul kembali
"Setelah itu ya Rasul?" Tanyanya lagi tak putus harapan, pasti namaku setelah ini gumamnya yakin.
"Utsaman (Suami Putrinya)" jawab Rasul
"Setelah ituuu ya Rasul?" Si penanya kian kecut, apakah setelah Utsaman namanya akn disebutkan?
"Ali (Suami Putrinya)" jawab rasul tanpa kehilangan senyum damainya.
Maka sipenanya urung utk meneruskannya, jangan-jangan ia akan mendapati namanya akan di sebut pada urutan terakhir dari seluruh sahabat.

Bahwa merasa istimewa adalah sebuah kewajaran, namun apakah lantas Amru memaksakan rasul utk menempatkannya jadi teristimewa? jika tidak, Amru akan kembali Murtad? Konyol sekali bukan? Ini hanya akibat Iman, mencintai rasul adalah standar iman seseorang bukan? 
Dan begitupun mencintai sesama muslim juga bentuk ketentuan kadar iman

"Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhori Muslim)

Jadi, jika kutanya lagi hatiku, tentu jawabnya sama, "Aku menyayangimu karena Allah" hanya sebab rahmat Allah lah kita bersaudara. Sebagaiaman rasa tidak bisa dipaksakan katamu, sama, akupun tak bisa membatasi diriku utk menyambung ukhuwah melalui komunikasi, mengistimewakan tiap jiwa dihadapanku bukan? Bukankah semua ini karena rahmat Allah, lalu mari menginsyafi bahwa mungkin sekali bukan hanya aku dan kamu yg hanya Allah rahmati, tapi kita semua. Marilah meluaskan rasa, meluruskan cinta, Allah saja Maha Rahmah, mengapa kita membatasi diri padahal kita juga bisa mencontoh-Nya?

Kita mengambil cinta dari langit lalu menebarkannya di Bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang bagi hati yang saling mencinta. 
(Dalam Dekapan Ukhuwah- Salilim A. Fillah)

Betapa sepinya, jika surga hanya untuk berdua? Kita ingin surga dipenuhi oleh sebanyak-banyak saudara kita bukan? Mari bersama luaskan makna diri, mulai dengan mengasihi.
#SaudaramuSyafaatmu
#SaudaramuAmanahmu
#SaudaramuCerminmu
#PastiAdaHikmahnya
#TetapBersyukur
#HadirmuSyukurku 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbelalak 😳😞

Binjai Kota Wisata

Sebab Hidup Terlalu Istimewa, Berbahagialah