Cahaya itu berpendaran darimu

Menulis,  cara lain mencairkn kebekuan
Cara lain mengekspresikn semua yg bungkam dlm lisan
Menulis bagiku juga teman, mungkin bukan utk yg seriusan,  namun menyalurkan energi yg menyumpeki kepala,  membaginya pd huruf-huruf yg mengirama.
Dahulu sekali, Aku pernah mendebat Tuhan,  di usia beranjak remaja peralihan SD-SMP saat pola pikiran mulai berkembang, kuserap tanda-tanda kuasa-Nya dari alam,  kupertanyakan kpd dedaunan, jika benar ia berdzikir, bgmn caranya?
Kutanyakan pd Allah, knp diciptakan berpasang2an,  apa pohon juga demikian?
Jika manusia mati sebab malaikat yg mencabut nyawanya,  Bagaimana dgn seekor anak ayam yang mati karena ulahku, apa ada malaikat yg juga bertugas utk itu?
Knp perempuan cendrung lemah (dibandingkan laki-laki)?
Ketika itu aku memberontak,  Aku merasa mampu melampaui batasan fisik stamina anak laki-laki pada umumnya.
Punya kegemaran masa kecil bermain bola kaki,  lantas bbrp orang dewasa tak mengizinkanku bermain itu, begitupun ortu,  lalu hanya bola kasti,  basket saja.. Mungkin aku tdk mahir,  tp aku tdk kalah dgn anak permpuan lainnya.
Aku bersyukur dipertmukan dgn Hawariyyun, nama sebuah ikatan persahabatan ini menjadi do'a, diambil dari firman Allah dlm salah satu ayatnya yg nama ini merujuk kpd ke-11 sahabat setia Nabi Isa AS, meski kita hanya ber-5.
Bagiku kalian komplit, Aku belajar byk,  byk sekali ttg kehidupan.
Belajar disiplin dan keteraturan dlm sgl hal dari Sha, belajar ketidakmengertian,  kesatiaan,  ketulusan dari Wid, belajar menjadi apa adanya kapanpun dimanapun, ikhlas sabar dari Mel, belajar utk sllu penuh keriangan dan semangat setiap saat dari Mil.
Beranjak memasuki dunia kampus, aku begitu bersyukur dipola sejak SMA bersahabat dgn teman2 hebat,  remaji yg berupaya religi, berlomba saling menyemangati utk meperbaiki diri, aku bersyukur menemukan "Hawariyyun-Q" di masa putih abu-abuku, berwarna perlahan bercahaya, dari sana aku belajar menerima, dalam firman-Nya: Allah lebihkan lelaki diantara perempuan. Aku belajar menyukuri mengenali batasan diri dari Firman-firman Ilahi, meski berontak di hati. ~Barangkali krn jauh dari Ilmu-Nya ketika itu~
Terakhir x sdh Buku ke-4 (atau bhkn lbh krn tercecer) yg isinya melulu debat, protes,  dan segala cerita, hingga aku mensyukuri tercipta selayaknya begini dibersamai sahabat2 yg menguatkan agar istiqomah dlm kebenaran, Allah ingini kebaikan padaku,  didekatkan pula aku dgn org2 baik,  Allah ingin aku lbh baik, usai SMA tak seorg pun dari kami d satu kampus yg sama,  bahkan satunya berada di pulau jawa, semua berasa payah tak mudah, kuingat nasihat Murabbi pertama yg mbwku HIJRAH, "Apapun minta saja ke Allah, yg tidak kita minta saja ia hadirkan,  apa lagi jika kita menginginkan, tgl minta saja" krn itu akupun meminta seorang penguat seperti Musa meminta Harun utk mnjadi penguatnya menghadapi Fir'aun.
Aku berdo'a Allah hadirkan penguat agar istiqomah di kampus ini dan di jln dakwah ini, jk tak mudah utk menghadirkan 4 orang utkku sprti hawariyyun-q,  maka hadirkan seorang saja pun tak mengapa, semseter pertama di kampus membuatku tak sanggup awalnya,  berniat utk stop dan cari kampus swasta yg cocok pdku.
Namun perlahan aku betah, beberapa pradigma dan segala protesku pd Allah  terjawab satu-satu. Byk dosen yg masyallah meluruskan fikiranku,  terlebih seseorang yang Allah jadikan jawaban atas doaku, hadir menjadi sahabatku kala itu, menarik krn tertarik.
Dinamai Love,  anak ke-4 dari 5 bersaudara. Kupanggil demikian,  selayaknya panggilannya, ia bgtu penuh kasih sayang.
Seorang yg membuatku merasa utuh, yg aku butuh. Love mewakili sebagian sisi dari Hawariyyun, pertama aku kenal dekat ia bgtu lembut, juga seolah tak bertulang seperti sha jk bersebelahan dgnku dan penuh perncanaan, seiring intens jalan dgnnya ia seperti wid yg terkadang spontan penuh kejutan, tak terduga, adakalanya ia kekanak-kanakan heboh,  antusias, lucu sok polos jd buat keinget Mil, dilain hal ia bgtu murah hati, mengerti orang lain,  tanggap,  tulus,  mengingatknku pd Mel.
Bagiku mengenal Love,  mbuatku menyadari dan sgt bersyukur,  Allah ciptakn aku seorang perempuan,  ia menunjukkan bgmn perempuan semestinya,  sungguh aku belajar menjadi lbh mencintai diriku krnnya,  tdk berlebihan hanya bgiku kesemua itu informasi baru,  bahwa misalnya,  penampilan itu penting dan pemilihan motif juga jgn berpola besar-besar x agr ttp terlihat simple dan tak bertubrukan. Dari Love aku belajar sabar,  optimis, percaya diri, menyukuri semua yg dimiliki, Obesesi itu diperlukan asal tdk berlebihan, ia mengupayakan semaksimalnya utk mendpatkan apa yg ia inginkan. Bersama Love aku perlahan berubah, lebih stabil belajar lebih lembut bersikap, meningkatkan percaya diri,  dan tak memperdulikn omongan buruk orang lain, belajar nekat dan byk mencoba saja, bukti akan menjelaskn pada mereka. Darinya aku baru mengenal yang namanya ibadah sunnah senin-kamis dan rawatib masyaAllah..  beruntungnya dipertmukn dgnnya. Kelewat dangkal pmhmn Agamaku kala itu. 
Sahabat selalu begitu,  kebersamaan dgn mereka membuat kita merasa komplit dgn hadirnya.
Meski dorongan lebih besar yg hadir saat bersama sahabat2 bagiku utk mampu melindunginya dari segala yg dikhawatirkan.
Kini semua sudah dewasa aktivitas kita tdk sama,  apa tak layak lagi bagi kita menjalin kedekatan jarak sedemikian rupa?  Shg Allah menjaraki kita, Wid, Sha, Love meski berbeda provinsi, mereka berada di pulau yg sama, diseberang dari sumatera,  yup mereka menggali ilmu di pulau Jawa. Mungkin kita cukupkan dlm doa saja. 
Semoga Jarak ini tdk mbuat jarak juga di hati, barangkali???  Krn komunikasi tak sllu bs menghubungkn kita,  kdg dlm keluh kesahku, aku juga butuh utk kurebahkan sejenak kepalaku dipundakmu.
Harus brp ratus atau ribuan kilometer di tempuh utk itu?
Mungkin aku memilih menulis saja.  Atau mendoa semoga dieratkn dgn hati2 yg Allah ridhai.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbelalak ๐Ÿ˜ณ๐Ÿ˜ž

Binjai Kota Wisata

Sebab Hidup Terlalu Istimewa, Berbahagialah